Doa Safar Perjalanan dan Adab Bepergian Jauh Dalam Islam
Safar merupakan salah satu rutinitas perjalanan atau bepergian jauh yang seringkali dilakukan oleh semua orang, terutama umat muslim. Meninggalkan rumah kampung halaman dan menuju ke tempat lain yang menempuh jarak dan waktu cukup lama dengan tujuan ibadah. Oleh karenanya sebagai umat muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa ketika hendak melakukan safar perjalanan.
Apa itu Safar?
Dalam bahasa Arab, perjalanan dikenal dengan istilah “safar”, dan orang yang melakukan perjalanan disebut “musafir”. Dalam fiqh (Ilmu Hukum Islam), safar adalah proses meninggalkan rumah atau tempat tinggal dengan tujuan untuk pergi ke suatu tempat dengan jarak yang spesifik, seperti halnya perjalanan yang dilakukan untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah ke tanah suci Mekkah.
Safar juga dapat merujuk pada perjalanan lain dalam hidup, seperti perjalanan dalam mencari ilmu atau perjalanan dalam mengejar mimpi dan tujuan. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan umat Muslim untuk berpergian dan menjelajahi dunia agar memahami kebesaran-Nya dan menemukan tanda-tanda-Nya.
Para ulama mengatakan bahwa safar merupakan bagian dari siksaan. Yang dimaksud siksaan disini adalah rintangan atau kesulitan yang pastinya ditemui ketika safar atau bepergian jauh.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri mengatakan bahwa safar adalah bagian dari ‘adzab (siksaan). Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ
“Safar adalah bagian dari ‘adzab (siksaan)”. (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927)
Menempuh perjalanan yang jauh seperti umroh atau haji, walaupun suatu kebahagiaan, pasti tidak terlepas dari kesulitan.
Ketika perjalanan menemui kesulitan atau rintangan, justru kita memiliki kesempatan untuk berdoa lebih banyak. Saat hati sudah pasrah, doa lebih mudah diterima oleh Allah. Inilah hakikat dari ‘ubudiyah dan tunduk pada-Nya. Seorang hamba yang berdoa dengan hati yang tulus dan semakin lama melakukan safar, semakin dekat doa tersebut akan terkabul.
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad 12/479 no. 7510, At Tirmidzi 4/314 no. 1905, Ibnu Majah 2/1270 no. 3862. Syaikh Al Albani menghasankan hadits ini)
Oleh karenanya, perbanyaklah berdoa ketika sedang melakukan safar atau bepergian jauh.
Doa Safar Perjalanan, Lengkap dengan Artinya
Dalam Islam, dianjurkan untuk membaca doa safar ketika melakukan perjalanan atau bepergian jauh. Doa yang bisa dipanjatkan antara lain ketika keluar rumah dan saat di dalam kendaraan.
1. Doa Keluar Rumah
Ketika hendak keluar rumah untuk melakukan safar perjalanan, hendaknya memanjatkan doa yang disunnahkan. Berikut doa keluar rumah :
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Bismillahi, tawakkaltu ’alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah
Artinya : “Dengan nama Allah, aku bertawakal (pasrah menyerahkan diri) kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya”
Dalam sebuah riwayat hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika seseorang keluar rumah, lalu dia mengucapkan “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa hawla wa laa quwwata illa billah” (Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya), maka dikatakan ketika itu: “Engkau akan diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga”. Setan pun akan menyingkir darinya. Setan yang lain akan mengatakan: “Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan?!” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
2. Doa Safar Ketika Berada Dalam Kendaraan
Ketika seseorang sedang melakukan safar dan berada di dalam kendaraan, baik kendaraat darat, udara, maupun laut, hendaknya membaca doa safar yang disunnahkan seperti berikut:
اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ
سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَـٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَـٰذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى
اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَـٰذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اَللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ
Allaahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Subhaanal-ladzii sakh-khoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniin. Wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun,
Allaahumma innaa nas-aluka fii safarinaa haadzal birro wat-taqwaa, wa minal ‘amali maa tardhoo,
Allaahumma hawwin ‘alainaa safaronaa haadzaa wathwi ‘annaa bu’dah,
Allaahumma antash-shoohibu fis-safar, wal kholiifatu fil ahli,
Allaahumma innii a’uudzu bika min wa’tsaa-is-safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.
Arti / terjemahan:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
(Maha Suci Allah yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat).
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang meridhakanMu.
Ya Allah, permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami.
Ya Allah, Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku).
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan kepulangan yang jelek dalam harta dan keluarga.
(HR. Muslim no. 1342)
Adab Safar Bepergian Jauh
Dalam Islam, ada beberapa adab yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melakukan safar atau bepergian jauh, seperti sebagai berikut :
1. Hendaknya Tidak Melakukan Safar Sendirian
Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Andaikan orang-orang mengetahui akibat dari bersafar sendirian sebagaimana yang aku ketahui, maka mereka tidak akan bersafar di malam hari sendirian.” (HR. Al-Bukhari)
2. Memilih Teman Yang Baik Untuk Safar
Hendaknya seorang yang bersafar mencari teman safar yang saleh. Agar perjalanan safarnya penuh dengan hal-hal yang bermanfaat, jauh dari kesia-siaan dan maksiat.
3. Berpamitan dengan Tetangga
Saat perjalanan jauh seperti umrah atau Haji dianjurkan berpamitan. Dari Ibnu Umar RA, beliau berkata: “Biasanya Rasulullah berpamitan kepada kami (sebelum safar) kemudian membaca doa: ‘Astaudi’ullah Diinaka wa Amaanataka wa Khawaatima Amalika (Aku titipkan kepada Allah, agamamu, amanatmu, dan penutup amalanmu).” (HR Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi)
4. Berdoa Ketika Keluar Rumah
Dianjurkan membaca doa saat keluar dari rumah, agar mendapat penjagaan dari Allah Subhanahu wata’alaa.
5. Berdoa Ketika Dalam Kendaraan
Ketika sudah berada di dalam kendaraan, hendaknya membaca doa safar perjalanan.
6. Shalat Dua Rakaat Setelah Pulang Safar
Ketika selesai melakukan safar perjalanan dan pulang ke kampung halaman, hendaknya mampir terlebih dahulu ke masjid sebelum menuju ke rumah dan melaksanakan shalat dua rakaat di masjid.
Itulah adab melakukan safar atau perjjalanan jauh seperti saat menunaikan ibadah haji atau umroh. Biasanya, travel umroh atau haji yang baik, akan menyampaikan perihal adab dalam bersafar ketika memberikan bimbingan manasik. Seperti DM Tour & Travel, setiap kali di dalam kendaraan akan membimbing jamaahnya membaca doa safar. Untuk mendapatkan layanan yang baik perjalanan ibadah umroh, konsultasikan dengan mengunjungi website travelumroh.co.id.